BIOLOGI
PINTAR
SISTEM
RESPIRASI HEWAN
System respirasi pada hewan juga
melibatkan alat-alat respirasi yang beragam. Hewan yang hidup dilingkungan
darat kebanyakan bernapas menggunakan paru-paru, sedangkan hewan yang hidup di
air bernapas dengan insang. Selain memiliki alat respirasi utama berupa
paru-paru dan insang, beberapa hewan tertentu memiliki alat respirasi tambahan
sesuai dengan tempat hidupnya.
1.
SISTEM
RESPIRASI IKAN
Ikan bernapas dengan insang. Pada ikan bertulang sejati, insang
dilengkapi dengan semacam tutup insang yang disebut operkulum.
Insang terdapat pada sisi kanan dan kiri kepala ikan didalam suatu
kantong insang. Insang berupa lembaran pipih berwarna merah muda yang berjumlah
5-7 lembaran (filament insang). Pada permukaan filament insang terdapat banyak
kapiler darah sehingga memungkinkan berlangsungnya proses pertukaran gas antara
darah dengan air. Setiap insang didukung oleh lengkung insang. Pada lengkung
insang terdapat rigi-rigi insang (alat penyaring). Ketika air masuk kedalam
rongga mlut, operculum (tutup insang) dalam kondisi tertutup. Pada saat itu, O2
yang terlarut dalam air mengalir melewati filamen insang dan berdifusi ke dalam
darah melalui pembuluh darah kapiler filament insang.
Saat celah mulut menutup dan operculum membuka, air bersentuhan
dengan filamen insang. CO2 dari dalam darah berdifusi ke air dan keluar dari
tubuh ikan.
2.
SISTEM
RESPIRASI BURUNG
System respirasi pada burung berfungsi untuk pertukaran gas,
mengatur suhu normal tubuh, dan menghasilkan suara. Selain paru-paru, system
respirasi burung dilengkapi dengan 8 sampai 9 pundi-pundi udara yang berfungsi
untuk menyimpan cadangan O2 dan meringankan tubuh. Difusi gas pernafasan pada
burung hanya terjadi di paru-paru. Burung bernafas melalui lubang hidung
kemudian udara masuk pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang
menghubungkan dengan trakea.
Pada saat inspirasi, kontraksi otot antartulang-rusuk
(interkostal)menyebabkan udara yang kaya O2 masuk keparu-paru sehingga tulang
rusuk bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Udara luar yang masuk
sebagian besar akan diteruskan ke pundi-pundi udara sebagai cadangan udara.
Pada saat ekspirasi, otot interkostal relaksasi, maka tulang rusuk dan tulang
dada kembali keposisi semula sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi
lebih besar dari tekanan udara diluar, akibatnya udara dari paru-paru yang kaya
CO2 keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantong udara
masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan O2 dalam pembuluh kapiler di paru-paru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar