Kamis, 31 Oktober 2013

biologi - sistem respirasi pada hewan



BIOLOGI PINTAR
SISTEM RESPIRASI HEWAN
            System respirasi pada hewan juga melibatkan alat-alat respirasi yang beragam. Hewan yang hidup dilingkungan darat kebanyakan bernapas menggunakan paru-paru, sedangkan hewan yang hidup di air bernapas dengan insang. Selain memiliki alat respirasi utama berupa paru-paru dan insang, beberapa hewan tertentu memiliki alat respirasi tambahan sesuai dengan tempat hidupnya.

1.      SISTEM RESPIRASI IKAN
Ikan bernapas dengan insang. Pada ikan bertulang sejati, insang dilengkapi dengan semacam tutup insang yang disebut operkulum.
Insang terdapat pada sisi kanan dan kiri kepala ikan didalam suatu kantong insang. Insang berupa lembaran pipih berwarna merah muda yang berjumlah 5-7 lembaran (filament insang). Pada permukaan filament insang terdapat banyak kapiler darah sehingga memungkinkan berlangsungnya proses pertukaran gas antara darah dengan air. Setiap insang didukung oleh lengkung insang. Pada lengkung insang terdapat rigi-rigi insang (alat penyaring). Ketika air masuk kedalam rongga mlut, operculum (tutup insang) dalam kondisi tertutup. Pada saat itu, O2 yang terlarut dalam air mengalir melewati filamen insang dan berdifusi ke dalam darah melalui pembuluh darah kapiler filament insang.
Saat celah mulut menutup dan operculum membuka, air bersentuhan dengan filamen insang. CO2 dari dalam darah berdifusi ke air dan keluar dari tubuh ikan.

2.      SISTEM RESPIRASI BURUNG
System respirasi pada burung berfungsi untuk pertukaran gas, mengatur suhu normal tubuh, dan menghasilkan suara. Selain paru-paru, system respirasi burung dilengkapi dengan 8 sampai 9 pundi-pundi udara yang berfungsi untuk menyimpan cadangan O2 dan meringankan tubuh. Difusi gas pernafasan pada burung hanya terjadi di paru-paru. Burung bernafas melalui lubang hidung kemudian udara masuk pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang menghubungkan dengan trakea.
Pada saat inspirasi, kontraksi otot antartulang-rusuk (interkostal)menyebabkan udara yang kaya O2 masuk keparu-paru sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Udara luar yang masuk sebagian besar akan diteruskan ke pundi-pundi udara sebagai cadangan udara. Pada saat ekspirasi, otot interkostal relaksasi, maka tulang rusuk dan tulang dada kembali keposisi semula sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan udara diluar, akibatnya udara dari paru-paru yang kaya CO2 keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantong udara masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan O2 dalam pembuluh kapiler di paru-paru.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar